PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT SECARA EMPIRIS PADA SUKU MANDAILING DI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS SUMATERA UTARA
Main Article Content
Abstract
Empirical Utilization of Medicinal Plant on Mandailing Tribe in Batang Gadis National Park North Sumatra
ABSTRACT
Mandailing tribe is an indigenous tribe that inhabits the area around Batang Gadis National Park (BGNP), North Sumatra. They have knowledge related to the use of plants for traditional medicine. Nevertheless, the information about this local knowledge is not uncover yet. This study aims to reveal the knowledge of the Mandailing tribe in utilizing plants as a traditional medicine. The research location was in 4 villages around BGNP. Data were collected through interviews with respondents and direct survey in the field. Data were analyzed descriptively qualitative. The results showed that there were about 81 plant species used for treatment covered in 38 families to treat 41 types of diseases. The most widely used medicinal plant species are from the Compositae family. Herbs dominant used by the community as a medicinal plant comprised 50 species of plants. The high diversity of medicinal plants indicated that utilization of plants for health is the main priorities of a Mandailing tribe.
Keywords: Biodiversity, disease, local knowledge, Mandailing tribe, traditional medicine
Â
ABSTRAK
Suku Mandailing merupakan suku asli yang mendiami kawasan di sekitar Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), Sumatra Utara. Mereka memiliki pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan untuk obat tradisional. Namun informasi terkait pengetahuan lokal tersebut belum diungkapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengetahuan Suku Mandailing dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional. Lokasi penelitian berada di 4 desa di sekitar TNBG. Pengumpulan data melalui wawancara dengan respoden serta survey langsung di lapangan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ada sekitar 81 spesies tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan yang tercakup dalam 38 famili untuk mengobati 41 jenis penyakit. Spesies tumbuhan obat yang paling banyak digunakan berasal dari Famili Compositae. Habitus herba dominan digunakan masyarakat sebagai tumbuhan obat yang meliputi 50 spesies tumbuhan. Tingginya keanekaragaman tumbuhan obat menunjukkan bahwa pemanfaatan tumbuhan untuk kesehatan adalah prioritas utama Suku Mandailing.Â
Kata Kunci: Biodiversitas, suku Mandailing, obat tradisional, pengetahuan lokal, penyakit
Article Details
References
Ahmed KA, Abdulla MA, Mahmoud FM (2012) Wound healing potential of Phyllanthus niruri leaf extract in experimental rats. Middle-East J Sci Res 11: 1614-1618. doi: 10.5829/idosi.mejsr.2012.11.11.1590
Anderson EN, Pearsall D, Hunn E, Turner N (2011) Ethnobiology. ISBN: 978-0-470-54785-4. Willey-Blackwell, New Jersey
Astuti SM, Sakinah M, Andayani R, Risch A (2011) Determination of saponin compound from Anredera cordifolia (Ten) Steenis plant (binahong) to potential treatment for several diseases. J Agric Sci 3: 224-232. doi: 10.5539/jas.v3n4p224
Balitbangkes (2013) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Barbul A, Efron D (2010) Wound healing In: Schwartz’s Principles of Surgery 9th ed. Pp 210-219. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, Pollock RE (Eds). McGraw-Hill, New York
BKSDA II Sumatera Utara (2005) Rencana pengelolaan Taman Nasional Batang Gadis Kabupaten Madina Provinsi Sumatera Utara. Departemen Kehutanan, Medan
Dick J (1991) Forest land use, forest use zonation, and deforestation in Indonesia: A summary and interpretation of existing information. The Ministry of State for Population and Environment (KLH) and the Environmental Impact Management Agency (BAPEDAL), Jakarta
Harborne JB (1987) Metode Fitokimia. Terjemahan dari Phytochemical Methods: A Guide to Modern Techniques of Plant Analysis, oleh Padmawinata K, Soediro I. Penerbit ITB, Bandung
Indriati G (2014) Etnobotani tumbuhan obat yang digunakan Suku Anak Dalam di Desa Tabun Kecamatan VII Koto Kabupaten Tebo Jambi. J Sainstek 6: 52-56
Irawan YR, Fitmawati, Herman (2013) Pengetahuan tumbuhan obat Dukun Sakai Desa Sebangar Duri Tiga Belas dan Desa Kesumbo Ampai Duri Kabupaten Bengkalis. Jurnal Biosaintifika 5: 30-35. doi: 10.15294/biosaintifika.v5i1.2571
Kartawinata K (2010) Dua abad mengungkap kekayaan flora dan ekosistem Indonesia. Bidang Lingkungan, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta
Kartawinata K, Samsoedin I, Heriyanto M, Afriastini JJ (2004) A tree species inventory in a one-hectare plot at the Batang Gadis National Park, North Sumatera, Indonesia. Reinwardtia 12: 145-157. doi: http://dx.doi.org/10.14203/reinwardtia.v12i2.60
Lai HY, Lim YY, Kim KH (2011) Potential dermal wound healing agent in Blechnum orientale Linn. BMC Complement Altern Med 11: 62. doi: 10.1186/1472-6882-11-62
Madduluri S, Rao KB, Sitaram B (2013) In vitro evaluation of antibacterial activity of five indigenous plants extracts against five bacteria pathogens of human. Int J Pharm Pharm Sci 5: 679-684
Mayanti T, Julaeha E, Putri Y (2011) Isolasi dan karakterisasi senyawa antibakteri dari fraksi etil asetat kulit batang Lansium domesticum Corr. cv kokossan. Pp 1-11. Fakultas MIPA, Universitas Padjajaran, Bandung
Muralidhar A, Babu KS, Sankar TR, Reddanna P, Latha J (2013) Wound healing activity of flavonoid fraction isolated from the stem bark of Butea monosperma (Lam) in albino wistar rats. Eur J Exp Biol 3: 1-6
Reddy BK, Gowda S, Arora AK (2011) Study of wound healing activity of aqueous and alcoholic bark extracts of Acacia catechu on rats. J Pharm Sci 1: 220-225. doi: 10.5530/rjps.2011.3.8
Saroja M, Annapoorani S (2012) In vitro antioxidant activity of flavonoid fractions of Cynodon dactylon and Terminalia catappaleaves. Int Res J Pharm 3: 209-211
Senthil P, Kumar AA, Manasa M, Kumar KA, Sravanthi K, Deepa D (2011) Wound healing activity of alcoholic extract of Guazuma ulmifolia leaves on albino Wistar rats. Int J Pharm Bio Sci 2: 34-38
Shanthi RV, Jumari, Izzati M (2014) Studi etnobotani pengobatan tradisional untuk perawatan wanita di masyarakat Keraton Surakarta Hadiningrat. Biosaintifika 6: 85-93. doi: 10.15294/biosaintifika.v6i2.3101
Sirait M (2007) Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. ISBN: 979-3507-99-3. Penerbit ITB, Bandung
Sudira IW, Merdana IM, Wibawa IPAH (2011) Uji daya hambat ekstrak daun kedondong (Lannea grandis Engl) terhadap pertumbuhan bakteri Erwinia carotovora. Buletin Veteriner Udayana 3: 45-50
Sukamto (2007) Babadotan (Ageratum conyzoides) tanaman multi fungsi. Warta Puslitbangbun 13(3).
Syarfati, Eriani K, Damhoeri A (2011) The potential of jarak cina (Jatropha multifida L.) secretion in healing new-wounded mice. J Natural 11: 16-19
Urasopon N, Hamada Y, Cherdshewasart W, Malaivijitnond S (2008) Preventive effects of Pueraria mirifica on bone loss in ovariectomized rats. Maturitas 59: 137–148. doi: 10.1016/j.maturitas.2008.01.001
Van Sam H, Baas P, Kessler PJA (2008) Traditional medicinalplants in Ben En National Park, Vietnam. Blumea 53: 569-601. doi: 10.3767/000651908X607521
Walujo EB (2009) Etnobotani: Memfasilitasi penghayatan, pemutakhiran pengetahuan dan kearifan lokal dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan. Prosiding Seminar Etnobotani IV: Keanekaragaman Hayati, Budaya dan Ilmu Pengetahuan. Dalam Purwanto Y, Waluyo EB (Ed.) 12-19. Pusat Penelitian Biologi. LIPI Press, Jakarta
Yuniati E, Alwi M (2010) Etnobotani keanekaragaman jenis tumbuhan obat tradisional dari hutan di Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Biocelebes 4: 69-75
Zuhud EAM (2011) Pengembangan desa konservasi hutan keanekaragaman hayati untuk mendukung kedaulatan pangan dan obat keluarga (POGA) Indonesia dalam menghadapi ancaman krisis baru ekonomi dunia di era globalisasi. Orasi Ilmiah Guru Besar 19 November 2011. IPB, Bogor
Zuhud EAM, Hikmat A (2009) Hutan tropika Indonesia sebagai gudang obat bahan alam bagi kesehatan mandiri bangsa. Bunga Rampai Biofarmaka Kehutanan Indonesia: Dari tumbuhan hutan untuk keunggulan bangsa dan negara. Hal. 17-28. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Balitbang Kehutanan. Kementerian Kehutanan, Bogor