Perbandingan Film Antosianin Beras Merah Dan Kedelai Hitam Sebagai Kandidat Indikator Kualitas Susu Cair

Main Article Content

Fita Widiyatun
Neng Nenden Mulyaningsih
Sudirman Sudirman

Abstract

Susu cair merupakan minuman yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, baik tua maupun muda. Susu mengandung nutrisi penting seperti vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor dan zinc. Akan tetapi, susu juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk mengetahui kualitas susu cair. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi dan analisis terhadap film antosianin dari beras merah dan kedelai hitam. Film antosianin dibuat dengan menambahkan campuran chitosan dan polivinil alkohol dengan perbandingan 3:7 sebanyak 75 ml ke dalam antosianin beras merah dan kedelai hitam masing-masing sebanyak 25 ml. Film yang dihasilkan dikarakterisasi dengan thermal gravimetric analysis (TGA) pada atmosfer oksigen. Hasilnya menunjukkan bahwa kedelai hitam memiliki kriteria yang lebih memungkinkan sebagai kandidat indikator kualitas susu cair dibandingkan dengan beras merah.

Article Details

Section
Articles

References

Otles, S., dan Buket, Y. (2008) Intelligent foodpackaging. Logforum 4 (3), 1−9.

Riyanto, B., Maddu, A., Hanedi, Y.W. (2010) Kemasan cerdass pendeteksi kebusukan fillet ikan nila. J. Pengolahan Hasil Peikanan Ind. 129−138.

Hidayat. (2006) Metode Perancangan Percobaan: untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik, Biologi. CV. Armico. Bandung.

Saati, E.A. 2002. Identifikasi Dan Uji Kualitas Pigmen Kulit Buah Naga Merah (Hylocareus costaricensis). TROPIKA. 10 (2), Majalah Ilmiah Terakreditasi Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang

Santoso U. 2006. Antioksidan. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Moss, B.W. 2002. The Chemistry of Food Colour. Di dalam: D.B. MacDougall, Editor. 2002. Colour in Food: Improving Quality. Washington: CRC Press.

Harbome, J.B. (1987) Metode fotokimia. Penuntun cara modern menganalisa tumbuhan. ITB. Bandung (terjemahan).

Ai, M., Dedi, F., Nuri, A., Feri, K. (2014) Karakteristik warna dan aktivitas antioksidan ubi jalar ungu. J. Teknol. dan Industri Pangan. 25 (2), 176−184.

Rajguru, N.R., Burgos, D.R., Gealy, C.H. Sneller, and J. McD. Stewar. (2002) Genetic Diversity of red rice in Arkansas. In Rice research studies. Arkansas Agricultural Experiment Station, Fayetteville, Arkansas 72701. p. 99–104.

Rahmat, R. 2010. Stabilisasi Mutu Beras Pecah Kulit Melalui Penerapan Teknologi Penyimpanan Hermetik. http://www.majalahpangan.com/2010/0 4/stabilisasi-mutu-beras-pecah-kulitmelalui penerapan-teknologipenyimpanan-hermetik/ (23 Oktober 2018).

Yodmanee, S., T.T. Karrila, dan P. Pakdeechanuan. 2011. Physical, Chemical and Antioxidant Properties of Pigmented Rice Grown in Southern Thailand. International Food Research Journal, 18 (3), 901-906.

Sompong, R., S. Siebenhandl-Ehn, G. Linsberger-Martin, dan E. Berghofer. 2011. Physicochemical and antioxidative properties of red and black rice varieties from Thailand, China and Sri Lanka. Elsevier Appl. Sci. Pbl., 124, 132-140.

Aak, K., 1989, Kacang Tanah dan Kedelai, Kanisius, Yogyakarta.

Astrie, M. (2016) Karakteristik sifat fisikokimia, kadar antosianin, dan aktivitas antioksidan susu kedelai hitam (Glycine soja) dengan penambahan ektrak jahe (Zingiber officianale rosc.). [skripsi].

Asih, I.A.R.A. (2009) Isolasi dan identifikasi senyawa isoflavone dari kacang kedelai (Glycine max).J. Kim. 3 (1), 33−40.