SEBARAN PARTIKULAT (PM10) PADA MUSIM KEMARAU DI KABUPATEN TANGERANG DAN SEKITARNYA

Main Article Content

Khariza Dwi Sepriani
Ana Turyanti
Mahally Kudsy

Abstract

Intisari  
 
Pencemaran udara yang bersumber dari aktivitas antropogenik dewasa ini menjadi semakin meningkat seiring dengan berkembangnya sektor industri dan transportasi. Kabupaten Tangerang dan sekitarnya merupakan daerah industri besar di Indonesia, sehingga masyarakat di wilayah tersebut memiliki potensi terpapar pencemar udara yang tinggi. Salah satunya adalah partikulat.  Sebaran partikulat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya jumlah sumber emisi, serta faktor meteorologi terutama angin. Pemantauan sebaran pencemar perlu dilakukan sebagai pertimbangan untuk mengambil kebijakan terkait masalah lingkungan. Namun pemantauan pencemar terkendala oleh biaya yang besar dan ketersediaan alat di lapangan, sehingga untuk memudahkan melakukan pemantauan digunakan model sebaran pencemar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah sebaran pencemar PM10 di wilayah Kabupaten Tangerang dan sekitarnya berdasarkan arah angin pada musim kemarau. Metode dalam penelitian ini menggunakan model Chimere yang dapat menghasilkan prakiraan pencemar udara harian, termasuk aerosol dan polutan lain. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi PM10 tinggi di daerah sekitar Kotamadya Tangerang. Banyaknya industri dan padatnya kendaraan bermotor serta angin dominan yang menuju timur pada musim kemarau menyebabkan konsentrasi PM10 di Kota Tangerang Selatan hingga Kota Tangerang lebih tinggi daripada di sekitarnya, yakni mencapai 26-28 μg m-3. Nilai korelasi antara kecepatan angin dan konsentrasi partikulat sebesar -0.46 menunjukkan kecepatan angin cukup mempengaruhi tingkat konsentrasi PM10.
 
Abstract
 
Air pollution originating from anthropogenic activities nowadays be increased along with industry development and transportation sector. Tangerang District and its surrounding areas are a large industrial area in Indonesia, so people in the region have a high potential for exposure to air pollutant. Particulate is one of the pollutions. Monitoring the pollutant dispersion is necessary to be conducted as a consideration to take a policy related to environmental issues. However, pollutant monitoring constrained by cost and availability of tools in the field, so the model is used to make pollutant monitoring easier. This study aims to determine the direction of PM10 pollutant dispersion in Tangerang  and the surrounding area based the dominant wind direction in the dry season. The method in this study uses Chimere model that can generate daily air pollution forecast. Result shows high PM10 concentration around Tangerang City. High number of industries and vehicles and also the dominant winds eastward in the dry season led to a concentration of PM10 in Tangerang City until South Tangerang City higher than around, namely reached 26-28 μg m-3. Correlation value between wind speed and particulate concentration is -0.46 indicated that the wind speed has considerable influence the level of PM10 concentrations.

Article Details

Section
Articles

References

Al-Jallad, F., E. Al-Katheeri, M. Al-Omar. 2013. Concentrations of particulate matter and their relationship with meteorological variables. J. Sustainable Environment Research. 23(3) : 191-198

Aunuddin. 2005. Statistika Rancangan dan Analisis Data. IPB Press, Bogor

[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2013. Press Release Prakiraan Musim Kemarau 2013 di Indonesia. Jakarta (ID) : BMKG.

[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2014. Data Iklim Periode 28 Juli 2013 – 1 Agustus 2013. BMKG [Internet]. [diunduh 2014 November 28]. Tersedia pada : http://dataonline.bmkg.go.id

[BPLHD] Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah. 2013. Laporan Rutin Perusahaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UPL) / Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL) Tahun 2010-2013. BPLHD, Tangerang

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Tangerang dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang, Tangerang

Chaloulakou, A., P. Kassomenos, N. Spyrellis, P. Demokritou, & P. Koutrakis. 2003. Measurements of PM10 and PM2,5 particle concentrations in Athens, Greece. J. Atmospheric Environment. 37 : 649-660

Haywood, James dan Boucher, Olivier. 2000. Estimates of the direct and indirect radiative forcing due to tropospheric aerosol : A review; Rev. Geophysic. 38(4) 513-543. Maraziotis, E., L. Sarotis, C. Marazioti, & P.

Marazioti. 2008. Statistical analysis of inhalable (PM10) and fine particles (PM2,5) concentrations in urban region of Patras, Greece. Global NEST Journal 10 (2) : 123131.

Muhaimin. 2014. Permodelan dispersi polutan udara dari aktivitas PLTU Cirebon pada musim kemarau dan hujan serta penggunaan 2 cerobong asap [tesis]. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Noor HAA dan Sofyan A. 2012. Inventarisasi emisi pencemaran udara dan gas rumah kaca di Jabodetabek dengan menggunakan metode SIG (Sistem Informasi Geografis) [skripsi]. Institut Teknologi Bandung, Bandung

Perrino, Cinzia. 2010. Atmospheric Particulate Matter, dalam : Proceedings of C.I.S.B. Minisymposium. Rome (IT) : C.NR. Institute of Atmospheric Pollution.

Pemerintah Kota Tangerang. 2013. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Tangerang Tahun 2012. Pemerintah Kota Tangerang, Tangerang

PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Puspitasari, Anita Dwi. 2011. Pola spasial pencemaran udara dari sumber pencemar PLTU dan PLTGU Muara Karang [skripsi]. Universitas Indonesia, Depok

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu, Yogyakarta

Turyanti, Ana. dan Santikayasa, I Putu. 2007. Analisa pola unsur meteorologi dan konsentrasi polutan di udara ambien (Studi kasus Kota Jakarta dan Bandung). J. Agromet Indonesia 20 (2): 25-37.

Most read articles by the same author(s)