USULAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA DENGAN GROUND-BASED GENERATOR UNTUK MENAMBAH DEBIT ALIRAN SUNGAI MAMASA, SULAWESI

Main Article Content

Tri Handoko Seto
Erwin Mulyana

Abstract

Intisari

Telah didesain sebuah usulan pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan ground-based generator (GBG) untuk menambah debit aliran sungai Mamasa di Sulawesi guna meningkatkan produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru. GBG adalah metode alternatif operasi penyemaian awan dari darat menggunakan menara. Penelitian tentang GBG telah selesai dilakukan di kawasan Puncak Bogor yang merupakan bagian dari sistem orografik Gunung Gede-Pangrango. Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamasa memiliki kemiringan lereng antara 25%-40%. Topografi dengan kelerengan curam berada di bagian tengah, sebagian kecil di bagian hulu serta di bagian hilir DAS. Faktor orografi sangat dominan dalam pembentukan awan di DAS Mamasa. Uap air yang masuk ke DAS dipaksa naik oleh pebukitan di batas DAS sehingga terjadi pembentukan awan. Bagian tengah DAS sisi sebelah barat (Sikuku dan Sumarorong) memiliki curah hujan paling banyak sedangkan bagian tengah sisi sebelah timur (Rippung, Tabone, Tatoa dan Salembongan) memiliki curah hujan paling rendah. Hasil kajian topografi merekomendasikan wilayah Sikuku, Makuang dan Sumarorong sebagai lokasi menara GBG. Sementara itu,  Polewali direkomendasikan untuk lokasi radar. Karena DAS Mamasa adalah daerah yang rawan longsor maka pembangunan menara GBG disarankan dilakukan pada bulan bulan tidak banyak hujan yaitu pada bulan Juni sampai dengan Agustus.

Abstract

A proposed use of weather modification technology (TMC) with ground-based generator (GBG) to increase Mamasa river flow in Sulawesi to increase electricity production from Bakaru hydropower was designed. GBG is an alternative method of cloud seeding operations from the ground using towers. Research on GBG has been completed in the area of Puncak, Bogor, which is part of the orographic system Gunung Gede-Pangrango. Mamasa Watershed has a slope of between 25% -40%. Topography with steep slopes are in the middle, a small portion in the upstream and in the downstream of watershed. Orography is very dominant factor in the formation of clouds in the Mamasa watershed. Water vapor that enters the watershed is forced up by the hills in the watershed resulting in the formation of clouds. The middle part of west side (Sikuku and Sumarorong) have the most rainfall, while the central part of the eastern side (Rippung, Tabone, Tatoa and Salembongan) has the lowest rainfall. Results of the assessment of topography recommend the area of Sikuku, Makuang and Sumarorong as GBG tower locations. Meanwhile, Polewali recommended for radar location. Because Mamasa watershed is an area that is prone to landslides, the construction of the GBG tower suggested carried out during June to August.
 
 

Article Details

Section
Articles

References

Ahrens, C.D., 1985. Meteorology today. West Publishing Company.

Hadi. Tri W., T. Horinouchi, T.Tsuda, H.Hashiguchi and S.Fukao, 2002 : Sea-Breeze Circulation over Jakarta, Indonesia : A Climatology Based on Boundary Layer Radar Observation. Mon.Wea.Rev., 130 (9), 21532166.

Miao J., J.M Kroon, J.Vila, and A.Holtslag, 2003 : Impact of Topography and Land Degradation on the Sea Breeze over Spain. Met.Atm.Phy., 84, 157-170.

Mulyana. E., dan Findy. R., 2011 : Analisis Spasiotemporal di DAS Mamasa Sulawesi Barat Berdasarkan Hasil Observasi Radar Cuaca. Jurnal Teknologi Lingkungan, submitted.

Mulyana E., dan S. Tikno, 2006. Kajian Angin Permukaan di Lokasi Menara GBG Citeko Cisarua. Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol.7 No.1. Juni 2006.

Mulyana E, dan F. Renggono, 2009, Observasi Awan dengan Radar Mobil di Lokasi Ground Based Generator Gunung Gede Pangrango, Jurnal Teknologi Lingkungan.

Lee, DS., RD. Kingdon, J.A. Garland, BMR; Jones. 2000. Parametrization of Orographic Enhancement of Precipitation and Deposition in long-term, long range transport model. Ann. Geophyciae 18.1447 – 1466.

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3