KAJIAN PENGELOLAAN TATA AIR DAN PRODUKTIVITAS SAWIT DI LAHAN GAMBUT (Studi Kasus : Lahan Gambut Perkebunan Sawit PT Jalin Vaneo di Kabupaten Kayong Utara, Propinsi Kalimantan Barat)
Main Article Content
Abstract
Pengembangan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit sudah demikian pesatnya akibat terbatasnya lahan mineral yang tersedia dalam hamparan yang luas. Tidak sedikit pemahaman akan karakteristik lahan gambut untuk pengembangan kebun kelapa sawit juga sangat terbatas baik aspek ekologi maupun agronomi dan tanah. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengkaji sistem tata air pada lahan gambut dalam kaitannya dengan karakteristik lahan baik aspek biofisik maupun lingkungan. Hasil kajian menunjukkan bahwa saluran reklamasi baik pada saluran utama maupun pada saluran blok banyak terjadi overdrainage dan hal ini sangat rentan terhadap bahaya kebakaran lahan gambut. Pemahaman karakteristik lahan gambut yang kurang memadai serta pengelolaan ketinggian muka air saluran yang kondisinya dibawah kedalaman lapisan pirit mengakibatkan terbentuknya oksidasi pirit. Saluran yang terindikasi terjadi oksidasi pirit terjadi pada saluran blok lahan pertanaman berimplikasi terbentuknya racun (jarosit), sehingga hal ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman dan produksi kelapa sawit. Pirit yang teroksidasi ini mempunyai pH yang sangat masam sehingga kelaruran logam seperti Al sangat tinggi dan berdampak pada keracunan bagi tanaman. Pengendalian muka air diatas lapisan pirit, flushing dengan fresh water dan pengapuran merupakan solusi dalam penangan oksidasi pirit, sehingga produktivitas sawit bisa berkelanjutan.
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
a). Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
b). Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
c). Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
d). Each author must sign the copyright transfer statement. The article will not be published unless this form has been signed and received.
OPEN ACCESS POLICY
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
JSTMC by BBTMC-BPPT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be available at http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTMC
References
Abdullah, M.J., Ibrahim, M.R., Abdul Rahim, A.R. (2002). The Incidence of Forest Fire in Peninsular Malaysia: History, Root Causes, Prevention and Control. Proceeding of Workshop on Prevention and Control of Fire in Peatlands. Kuala Lumpur, 19–21 March 2002.
Andriesse, J.P. (1997). The Reclamation of Peatswamps and Peat in Indonesia. CWS Monograph, No. 1, Widiatmaka, Editor, Center for Wetland Studies, IPB, Bogor APHA.
Barchia, M.F. (2006). Gambut Agroekosistem dan Transformasi Karbon. UGM Press, Yogyakarta.
Diemont, W.H., Hillegers, P.J.M., Joosten, H., Kramer, K., Ritzema, H.P., Rieley, J., Wosten, H. (2002). Fire and Peat Forests, What are the Solutions?. Proceeding of Workshop on Prevention and Control of Fire in Peatlands. Kuala Lumpur, 19–21 March 2002.
Ditjen Perkebunan. (2011). Kebijakan Pengembangan Kelapa Sawit Berkelanjutan. Makalah disampaikan pada Seminar Implementasi RSPO di Indonesia. Jakarta, 10 Februari 2011.
Haerani, A., Nursyamsi, D. (2012). Pengelolaan Air: Kunci Keberhasilan Pertanian Rawa. Balittra. Banjarbaru.
Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF). (2012). Sustainable Management of Degraded Peatland to mitigate GHG Emissionand Optimzed Crop production. Laporan kerjasama Penelitian ICCTF Bapennas – BBSDLP. Bogor.
Jaenicke, J. (2010). 3D Modelling and Monitoring of Indonesian Peatlands Aiming at Global Climate Change Mitigation. Dissertation., LMU München: Faculty of Biology.
Lubis., Wahyono, T. (2008). Keragaan Konflik Pengusahaan Lahan pada Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 16(1), 47-59.
Mutalib, A.A., Lim, J.S., Wong, M.H., Koonvai, L. (1991). Characterization, Distribution and Utilization of Peat in Malaysia, Tropical Peat. Proceedings of the International Symposium on Tropical Peatland. Kuching, Serawak, Malaysia, pp 7-16.
Najiyati, S., Muslihat, L., Suryadiputra, I.N.N. (2005). Panduan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Indonesia.
Nugroho, K., Gianinazzi ,G., Widjaja Adhi, I.P.G. (1997). Soil Hidraulic Properties of Indonesian Peat. In: Rieley and Page (Eds.). pp. 147-156. Biodiversity and Sustainability of Tropical Peat and Peatland. Samara Publishing Ltd. Cardigan. UK.
Priatmadi, B.J. (2008). Pengaruh Pencucian Tanah Sulfat Masam Terhadap Sifat Kimia Tanah. J. Agroscientiae, 14, 88-95.
Priatmadi B.J., Haris, A. (2009). Reaksi Pemasaman Senyawa Pirit pada Tanah Rawa Pasang Surut. Jurnal Tanah Tropika, 14(1), 19-24.
Pusdatin PPID. (2016). Outlook Kelapa Sawit. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian.
Shamshuddin, J., Sarwani, M. (2002). Pyrite in Acid Sulfate Soils: Transformation and Inhibition of Its Oxidation by Application of Natural Materials. 17th WCCS 14-21 August 2002, Thailand. Paper No. 97: 1-5.
Subagyo., Marsoedi., Karama, S. (1996). Prospek Pengembangan Lahan Gambut untuk Pertanian dalam Seminar Pengembangan Teknologi Berwawasan Lingkungan untuk Pertanian pada Lahan Gambut, 26 September 1996. Bogor.
Veloo, R,. van Ranst, E., Selliah, P. (2015). Peat Characteristics and Its Impact on Oil Palm Yield. NJAS - Wageningen Journal of Life Sciences, 72–73, 33–40. doi: 10.1016/j.njas.2014.11.001
Vermaata,J.E., Harmsen, J., Hellmann, F.A., van der Geest, H.G., de Klein, J.J.M., Kosten, S., Smolders, A.J.P., Verhoeven, J.T.A., Mes, R.G., Oubeter, M. (2016). Annual Sulfate Budgets for Dutch Lowland Peat Polders: The Soil is a Major Sulfate Source Through Peat and Pyrite Oxidation. Journal of Hydrology, 533, 515–522. doi: 10.1016/j.jhydrol.2015.12.038
Wibisono, I.T.C., Siboro, L., Suryadiputra, I.N.N. (2005). Panduan Rehabilitasi dan Teknik Silvikultur di Lahan Gambut. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Indonesia.
Wahyunto., Sofyan, R., Suparto, Subagyo, H. (2004). Sebaran dan Kandungan Karbon Lahan Gambut di Sumatera dan Kalimantan. Wetland International Indonesia Programme.
Wahyunto, Dariah, A., Pitono, D., Sarwani, M. (2013). Prospek Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Perspektif, 12(1), 11-22.
Wiratmoko, D., Winarna, Rahutomo, S., Santoso, H. (2008). Karakteristik Gambut Topogen Dan Ombrogen di Kabupaten Labuhan Batu Sumatera Utara untuk Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit, 16(3), 119-126.
Zhang, J., Luo, S. (2002). A Case Study on the Relationship Between Sulfur Forms and Acidity in Acid Sulphate Soils (ASS). 17th WCCS 14-21 August 2002, Thailand. Paper No. 1048: 1-5.