KARAKTERISASI SUMBERDAYA LAHAN DAN PEWILAYAHAN KOMODITAS UNGGULAN PERKEBUNAN DI PULAU BURU
Main Article Content
Abstract
Evaluasi karakter lahan dan pewilayahan komoditas perkebunan berdasarkan kesesuaian lahan telah dilakukan di Pulau Buru, dimana wilayah ini merupakan salah
satu pulau utama di Provinsi Maluku yang mempunyai potensi sumberdaya lahan yang tinggi. Namun demikian karakter lahan sangat bervariasi dari satu tempat ke
tempat lainnya karena adanya factor-faktor pembatas di dalamnya. Dalam metodologi dijelaskan secara singkat tentang evaluasi lahan, kesesuaian lahan dan pewilayahan
komoditas perkebunan. Kemudian bahasan hasil studi di Pulau Buru disajikan meliputi penggunaan, karakter, dan kesesuaian lahan, serta pewilayahan komoditas perkebunan. Sebagian besar wilayah studi masih ditutupi oleh hutan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai lahan garapan. Dareah studi terdapat 5 fisiografi terbagi menjadi 15 unit lahan. Sebagian besar lahan masuk dalam katagori tidak sesuai (N), dan hanya sebagian kecil yang masuk katagori sesuai (S). Secara alami yang menjadi factor pembatas lahan adalah kemiringan curam, ketinggian tempat, kedalaman tanah yang dangkal, dan ketersediaan air. Total luasan lahan yang potensial untuk dikembangkan
sebagai lahan perkebunan adalah 187.902 hektar, dan sekitar 50 % dari lahan tersebut terletak di hutan yang dapat dikonversi.
satu pulau utama di Provinsi Maluku yang mempunyai potensi sumberdaya lahan yang tinggi. Namun demikian karakter lahan sangat bervariasi dari satu tempat ke
tempat lainnya karena adanya factor-faktor pembatas di dalamnya. Dalam metodologi dijelaskan secara singkat tentang evaluasi lahan, kesesuaian lahan dan pewilayahan
komoditas perkebunan. Kemudian bahasan hasil studi di Pulau Buru disajikan meliputi penggunaan, karakter, dan kesesuaian lahan, serta pewilayahan komoditas perkebunan. Sebagian besar wilayah studi masih ditutupi oleh hutan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai lahan garapan. Dareah studi terdapat 5 fisiografi terbagi menjadi 15 unit lahan. Sebagian besar lahan masuk dalam katagori tidak sesuai (N), dan hanya sebagian kecil yang masuk katagori sesuai (S). Secara alami yang menjadi factor pembatas lahan adalah kemiringan curam, ketinggian tempat, kedalaman tanah yang dangkal, dan ketersediaan air. Total luasan lahan yang potensial untuk dikembangkan
sebagai lahan perkebunan adalah 187.902 hektar, dan sekitar 50 % dari lahan tersebut terletak di hutan yang dapat dikonversi.
Article Details
Issue
Section
RESEARCH ARTICLES
JTL provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
JTL by PTL-BPPT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be available at http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL