Mikorizoremediasi: Asosiasi Fungi Mikoriza Arbuskula dalam Meningkatkan Kemampuan Penyerapan Logam pada Tanaman Hiperakumulator di Lahan Pertambangan Mycorizoremediation: Association of Arbuscular Mycorrhizal Fungi to Increase Metal Absorption Ability in Hyperaccumulator Plants at Mining Land
Main Article Content
Abstract
ABSTRACT
Post-mining land has the characteristics of hard soil and toxic because it has been contaminated by heavy metal wastes, such as As, B, Cd, Cu, Hg, Mo, Ni, Pb, Se, and Zn. This condition makes it unplantable and dangerous for the survival of living things, so it requires reclamation to restore its condition. One practical solution that applies as the reclamation is using mycorrhizoremediation technology. This technology utilizes the association of hyperaccumulator plants with arbuscular mycorrhizal fungi to absorb metals in post-mining land. This paper aims to examine the mechanism and increase metal absorption ability in hyperaccumulator plants associated with the fungi in post-mining land. The method used in this research was the literature review method. The results of this study are the secondary data that successfully proves the use of mycorrhizoremediation as one of the solutions from the post-mining land reclamation effort. Arbuscular mycorrhizal fungi had the potential to increase the ability and effectiveness of metal absorption in hyperaccumulator plants. It helps plants expand the root absorption area by absorbing heavy metals, water, and other nutrients by colonizing plant roots. Further research is suggested to assess the effectiveness of hyperaccumulator plant vegetation density associated with the fungi in a post-mining area.
Keywords: Arbuscular mycorrhizal fungi, Hyperaccumulator plants, Metal absorption, Mycorizoremediation, Post-mining land
ABSTRAK
Lahan pascatambang memiliki karakteristik tanah yang keras dan bersifat toksik, karena telah tercemar limbah logam berat seperti As, B, Cd, Cu, Hg, Mo, Ni, Pb, Se, dan Zn. Kondisi tersebut membuat lahan pascatambang menjadi lahan yang tidak dapat ditanami tanaman dan berbahaya bagi keberlangsungan makhluk hidup, sehingga memerlukan upaya reklamasi untuk memulihkan kondisi tanah. Salah satu solusi efektif yang dapat digunakan sebagai upaya reklamasi lahan pascatambang adalah dengan menerapkan teknologi mikorizoremediasi. Teknologi tersebut memanfaatkan asosiasi tanaman hiperakumulator dengan fungi mikoriza arbukular untuk menyerap logam yang berada di lahan pascatambang. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji mekanisme dan peningkatan kemampuan penyerapan logam pada tanaman hiperakumulator yang berasosiasi dengan fungi mikoriza arbuskula di lahan pascatambang. Metode penulisan makalah ini adalah kajian literatur. Hasil temuan dari makalah ini adalah kumpulan data sekunder yang membuktikan keberhasilan pemanfaatan mikorizoremediasi sebagai salah satu solusi dari upaya reklamasi lahan pascatambang. Fungi mikoriza arbuskula memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan dan efektivitas penyerapan logam pada tanaman hiperakumulator. Fungi mikoriza arbuskula membantu tanaman untuk memperluas wilayah penyerapan akar dalam menyerap logam berat, air, dan unsur hara lainnya dengan mengolonisasi akar tanaman. Kajian berikutnya disarankan dapat mengkaji efektivitas kerapatan vegetasi tanaman hiperakumulator yang berasosiasi dengan fungi mikoriza arbuskula pada suatu lahan pascatambang.
Kata kunci: Fungi mikoriza arbuskula, Lahan pascatambang, Mikorizoremediasi, Penyerapan logam, Tanaman hiperakumulator
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
JTL provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
JTL by PTL-BPPT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be available at http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL
References
Adman, B., Hendrarto, B., & Sasongko, D. P. (2012). Pemanfaatan jenis pohon lokal cepat tumbuh untuk pemulihan lahan pascatambang batubara. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10(1), 19-25.
Ahmad, R. Z. (2018). Mikoremediasi menghilangkan polusi logam berat pada lahan bekas tambang untuk lahan peternakan. Wartazoa, 28(1), 41-50.
Allo, M. K. (2016). Kondisi sifat fisik dan kimia tanah pada bekas tambang nikel serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan trengguli dan mahoni. Jurnal Hutan Tropis, 207-217.
Arisusanti, R. J., & Purwani, K. I. (2013). Pengaruh mikoriza Glomus fasciculatum terhadap akumulasi logam timbal (Pb) pada tanaman Dahlia pinnata. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(2), 69-73.
Ashofie, I., & Prasetya, B. (2019). Pengaruh aplikasi kompos dan mikoriza arbuskular pada tailing tambang emas terhadap pertumbuhan dan serapan fosfor tanaman bunga matahari. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 6(1), 1133-1144. doi:10.21774
Azizah, N., Sari, E., Hidayati, N. A., & Suyatno. (2020). Mikoremediasi lahan bekas tambang timah tercemar logam Pb dengan fungi pelarut kalium sebagai biofertilizer potensial. Bioma, 9(2), 229-242.
Bijang, C. M., Latupeirissa, J., & Ratuhanrasa, M. (2018). Biosorpsi ion logam tembaga (Cu2+) pada biosorben rumput laut coklat (Padina australis). Indoensian Journal of Chemical Research, 6(2), 26-37.
DalCorso, G., Fasani, E., Manara, A., Visioli, G., & Furini, A. (2019). Heavy metal pollutions: State of the art and innovation in phytoremediation. International journal of molecular sciences, 2. doi:10.3390/ijms20143412
Damodaran, D., Suresh, G., & Mohan, R. B. (2011). Bioremediation of soil by removing heavy metals using Saccharomyces cerevisiae. 2nd International Conference on Environmental Science and Technology. Singapore
Dariah, A., Abdurachman, A., & Subardja, D. (2010). Reklamasi lahan eks-penambangan untuk perluasan areal pertanian. Jurnal Sumberdaya Lahan, 1-12.
Dwityaningsih, R., Pramita, A., & Syarafina, S. (2019). Review potensi tanaman obat akar wangi (Vetiveria zizanioides) sebagai tanaman hiperakumulator dalam fitoremediasi pada lahan tercemar logam. Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL), 1(1), 51-56.
Ekawati, Mansur , I., & Dewi, P. (2016). Pemanfaatan kompos dan mikoriza arbuskula pada longkida (Nauclea orientalis) di tanah pasca tambang nikel PT. Antam Pomalaa. Jurnal Silvikultur Tropika, 7(1), 1-7.
Hidayanti, N. (2013). Mekanisme fisiologis tumbuhan hiperakumulator logam berat. Jurnal Teknologi Lingkungan, 14(2), 75-82.
Hidayat, W., Rustiadi, E., & Kartodihardjo, H. (2015). Dampak pertambangan terhadap perubahan penggunaan lahan dan kesesuaian peruntukan ruang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 130-146.
Hirfan. (2016). Strategi reklamasi lahan pasca tambang. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 101-108.
Huzeini, A., Suhartoyo, H., & Susatya, A. (2019). Studi evaluasi pasca tambang PT. Ratu Samban Mining Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 29-38.
Idhan, A., & Nursjamsi. (2016). Aplikasi mikoriza dan pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) di kabupaten Gowa. Jurnal Perspektif, 01(01), 1-11.
Ingwersen, J., Bu¨ cherl, B., Neumann, G., & Streck, T. (2006). Cadmium leaching from micro-lysimeters planted with the hyperaccumulator Thlaspi caerulescens: Experimental findings and modeling. Journal of Environmental Quality, 35: 2055-2065. doi:10.2134/jeq2005.0461
Iram, S., Zaman, A., Iqbal, Z., & Shabbir, R. (2012). Heavy metal tolerance of fungus isolated from soil contaminated with sewage and industrial wastewater. Polish Journal Environmental Studies, 22(3), 691–697.
Irhamni, Pandia, S., Purba, E., & Hasan, W. (2017). Serapan logam berat esensial dan non esensial pada air lindi TPA Kota Banda Aceh dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Serambi Engineering, 2(1), 134-141.
Irhamni, Pandia, S., Purba, E., & Hasan, W. (2018). Analisis limbah tumbuhan fitoremediasi (Typha lltifolia, enceng gondok, kiambang) dalam menyerap logam berat. Serambi Engineering, III: 344-351.
Javaid. (2011). Importance of arbuscular mycorrhizal fungi in phytoremediation of heavy metal contaminated soils. New York: Springer Inc,.
Joshi, P. K., Swarup, A., Maheshwari, S., Kumar, R., & Singh, N. (2011). Bioremediation of heavy metals in liquid media through fungi isolated from contaminated sources. Indian Journal of Microbiology, 51(4), 482–487.
Kartika, E., Lizawati, & Hamzah. (2018). Respon tanaman jarak pagar terhadap mikoriza Indigenous dan pupuk di lahan bekas tambang batu bara. Biospecies, 11(1), 11.
Khan, M. I., Khisroon, M., Khan, A., & Naila, G. (2018). Bioaccumulation of heavy metals in water, sediments, and tissues and their histopathological effecs on Anodonta cygnea (Linea, 1976) in Kabul River, Kyber Pakhtunkwa, Pakistan. Biomed Reserach International, 1-11.
Komarawidjaja, W., & Garno, Y. S. (2016). Peran rumput vetiver (Chrysopogon zizanioides) dalam fitoremediasi pencemaran perairan sungai. Jurnal Teknologi Lingkungan, 17(1), 7-14, ISSN: 1411-318X.
Mashud, N., & Manaroinsong, E. (2014). Pemanfaatan lahan bekas tambang batu bara untuk pengembangan sagu. B. Palma, 56-63.
Munir, M., & Setyowati, R. D. (2017). Kajian reklamasi lahan pasca tambang di Jambi, Bangka dan Kalimantan Selatan. Klorofil, 11-16.
Muryati, S., Mansur, I., & Budi, S. W. (2016). Keanekaragaman fungi mikoriza arbuskula (FMA) pada rhizozfer Desmodium spp. asal PT Cibaliung sumber daya, Banten. Jurnal Silvikultur Tropika, 07(3), 188-197.
Nadeak, J. O., Delvian, & Elfiati, D. (2015). Pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskula (FMA) terhadap kandungan logam timbal (Pb) pada tanaman sengon (Paraserianthes falcataria). Peronema Forestry Science Journal, 4 (3), 7.
Nuriadi, Napitupulu, M., & Rahman, N. (2013). Analisis logam tembaga (Cu) pada buangan limbah tromol (tailing) pertambangan Poboya. Jurnal Akademika Kimia, 2(2), 90-96.
Nusantara, A. D., Bertham, Y. H., & Mansur, I. (2012). Bekerja dengan fungi mikoriza arbuskula. Bogor: Seameo biotrop.
Orlowska, E., Orlowski, D., Przybylowicz, J. M., & Turnau, K. (2011). Role of mycorrhizal colonization in plant establishment on an alkaline gold mine tailing. International Journal of Phytoremediation, 13(2), 4. doi: 10.1080/15226514.2010.495148
Prasetyo, R., Sasli, I., & Ramadhan, T. H. (2019). Identifikasi vegetasi dan fungsi mikoriza arbuskular (FMA) pada lahan bekas tambang. Jurnal Agron Indonesia, 217-223.
Pulungan, A. S. (2018). Tinjauan ekologi fungi mikoriza arbuskula. Jurnal Biosains, 4(1), 17-22.
Rosahada, A. D., Budiyono, & Dewanti, N. A. (2018). Biokonsentrasi logam berat tembaga (Cu) dan pola konsumsi ikan mujair di wilayah danau Rawapening. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(6), 1-7.
Sarie, H. (2019). Potensi bahaya kontaminasi logam berat di lahan bekas tambang batubara yang digunakan sebagai lahan pertanian. Buletin LOUPE, 15(2), 31-41.
Sarma, H. (2011). Metal hyperaccumulation in plants: A review focusing on phytoremediation technology. Jurnal of Environmental Science and Technology, 4(2), 118-138.
Setiawan, H. (2015). Akumulasi dan distribusi logam berat pada vegetasi mangrove di pesisir Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Kehutanan, 7(1), 12-24.
Sofyan, R. H., Wahjunie, E. D., & Hidayat, Y. (2017). Karakterisasi fisik dan kelembaban tanah pada berbagai umur reklamasi lahan bekas tambang. Buletin Tanah dan Lahan, 72-78.
Subowo. (2011). Penambangan sistem terbuka raham lingkungan dan upaya reklamasi pasca tambang untuk memperbaiki kualitas sumberdaya lahan dan hayati tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan, 83-94.
Suharno, & Sancayaningsih, R. P. (2013). Fungi mikoriza arbuskular: Potensi teknologi mikorizoremediasi logam berat dalam rehabilitasi lahan tambang. E-ISSN: 2301-8658. Bioteknologi, 24. doi: 10.13057/biotek/c100104
Sukmawaty, E., & Asrian. (2015). Keanekaragaman mikorza arbuskula Indonesia dan peranannya dalam ekosistem. Jurnal Biotek, 3(1), 45-51.
Suryati, T. (2017). Studi fungi mikoriza arbuskular di lahan pasca tambang timah. Jurnal Teknologi Lingkungan, 45-53.
Takács, T. (2012). Site-specific optimization of arbuscular mycorrhizal fungi mediated phytoremediation in: Toxicity of heavy metals to legumes and bioremediation. Toxicity of heavy metals to legumes and bioremediation. doi:10.1007/978-3-7091-0730-0_11
Talanca, H. (2010). Status cendawan mikoriza vesikular-arbuskular (MVA) pada tanaman. Prosiding pekan serealia nasional, 353-357.
Thamrin, & Raden, I. (2018). Reklamasi lahan pasca tambang batubara menjadi lahan produktif di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Magrobis, 18(2), 49-56.
Tuheteru, F. D., Arif, A., Widiastuti, E., & Rahmawati, N. (2017). Serapan logam berat oleh fungi mikoriza arbuskular lokal pada Nauclea orientalis dan potensial untuk fitoremediasi tanah sepertine. Jurnal Ilmu Kehutanan, 77.
Ulfa, M., Kurniawan, A., Sumardi, & Sitepu, I. (2011). Populasi fungi mikoriza arbuskular (FMA) lokal pada lahan pasca tambang batubara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(3), 3.
Zaidi, A., Saghir, M., & Wani, P. A. (2012). Toxicity of heavy metals to legumes and bioremediation. New York: Springer Inc.