Kesuburan Perairan dan Komunitas Fitoplankton Danau Toba di Wilayah Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir Water Fertility and Phytoplankton Community of Lake Toba, Ajibata District, Toba Samosir Regency
Main Article Content
Abstract
In order to determine the waters fertility and Phytoplankton abundance of Lake Toba in the Ajibata District, and to compare them with other sub-districts in Lake Toba, this study was conducted. The research was conducted by in-situ observation and sampling for laboratory analysis according to ISO 5667-6:2014 and ISO 5667-3:2012 procedures. This study revealed that the waters of Lake Toba in the District of Ajibata contain total dissolved inorganic nitrogen (nitrite-N, nitrate-N and NH4-N) dissolved 0.158–0.290 mg/l; and total phosphate 0.040–0.060 mg/l. This indicates that the waters are already included in fertile waters. These waters are inhabited by at least 24 types of phytoplankton which are included in 4 classes, namely Bacillariophyceae (11 sp.), Chlorophyceae (8 sp.), Cyanophyceae (3 sp.) and Dinophyceae (2 sp.). Even though they are fertile waters, when compared to the waters of Lake Toba in other sub-districts, the concentration of inorganic nitrogen and total phosphate is still much lower. This study also revealed that the presence of floating net cage (KJA) greatly affected the concentration of dissolved nitrogen and phosphate as well as the abundance of phytoplankton in the vicinity. This study did not show a positive correlation between nutrient concentration and abundance of phytoplankton where waters with higher nutrient concentrations did not always have a higher abundance of phytoplankton.
Keywords: Toba, Water ferlitity, Phytoplankton, Abundance
ABSTRAK
Dalam rangka mengetahui kesuburan perairan dan komunitas fitoplankton Danau Toba di wilayah Kecamatan Ajibata, dan perbandingannya dengan wilayah kecamatan lain di Danau Toba penelitian ini dilakukan. Penelitian dilakukan dengan pengamatan in-situ dan pengambilan sampel untuk analisis laboratorium sesuai prosedur ISO 5667-6:2014 dan ISO 5667-3:2012. Penelitian ini mengungkapkan bahwa perairan Danau Toba di Wilayah Kecamatan Ajibata mengandung total nitrogen anorganik (nitrit-N, nitrat-N dan NH4-N) terlarut 0,158–0,290 mg/l; dan total fosfat 0,040–0,060 mg/l. Hal ini mengisyaratkan bahwa perairan tersebut sudah terasuk perairan yang subur. Perairan tersebut dihuni oleh paling sedikit 24 jenis fitoplankton yang termasuk dalam 4 kelas yakni Bacillariophyceae (11 sp.), Chlorophyceae (8 sp.), Cyanophyceae (3 sp.) dan Dinophyceae (2 sp.). Meskipun termasuk perairan yang subur namun jika dibandingkan dengan perairan Danau Toba di wilayah kecamatan lain konsentrasi nitrogen anorganik dan total fosfat tersebut masih jauh lebih kecil. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberadaan keramba jaring apung (KJA) sangat berpengaruh terhadap konsentrasi nitrogen dan fosfat terlarut serta kelimpahan fitoplankton disekitarnya. Penelitian ini tidak menunjukkan adanya korelasi positif antara konsentrasi hara dan kelimpahan fitoplankton dimana perairan dengan konsentrasi hara yang lebih tinggi tidak selalu memiliki kelimpahan fitoplankton yang lebih tinggi.
Kata kunci: Toba, Kesuburan, Fitoplankton, Kelimpahan
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
JTL provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge.
JTL by PTL-BPPT is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Permissions beyond the scope of this license may be available at http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL
References
Adnan, Q. (1993). PSP and red tide status in Indonesia. In: Toxic Phytoplankton Blooms in the Sea ( T.J. Maeda. and Y. Shimizu, Eds.).Elsevier Science Publisher B.V., Amsterdam:199-202.
Anggita, R, (2013). Struktur Komunitas Plankton di Sekitar Keramba Jaring Apung Danau Toba, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun.
Anonim 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Tahun 2010-2025. Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 125. Sekretariat Negara. Jakarta.
Anonim, 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkugan Hidup.
APHA. (1985). Standart Method for th eexamination of water and waste water, 16th Ed. Washinton D.C.
Barus, T.A. 2007. Keanekaragaman hayati Ekosistem Danau Toba dan Upaya Pelestariannya. Naskah Ilmiah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Limnologi. Fakultas MIPA. Universitas Sumatra Utara. 22 Halaman.
Barus, T.A. (2004). Faktor-Faktor Lingkungan Abiotik dan Keanekaragaman Plankton Sebagai Indikator Kualitas Perairan Daanau Toba. Manuasia Dan Lingkungan 11(2), 64-72
Barus T.A, S.S, Sinaga, & R. Tarigan. (2008). Produktivitas Primer Fitoplankton & Hubungannya Dengan Faktor Fisik-Kimia Air Di Perairan Parapat, Danau Toba. Jurnal Biologi Sumatera. 3(1), 11-16.
Boyd, C.E. (1982). Water Quality in Warm Water Fish Pond. Auburn University Agricultural Experimenta Satation. Auburn Alabama
Edmondson, W. T. (1963). Fresh Water Biology. Second Edition New York: Jhon Wiley & Sons, Inc.
Effendi M. (1998). Penelitian Kepadatan Biota Perairan antara Pulau Tarakan dan P. Bunyu,Seminar Akuakultur secara Terpadu. Dir. TPLH-BPPT, Jakarta, 351-363.
Garno Y.S. & Sakamoto, M., (1992). Dynamics of phytoplankton community in nutrient enriched enclosuresand effects of experimental manipulation of zooplankton, Japanese journal of limnology_ 53(4) pp.281-292.
Garno Y.S. & Sakamoto, M.,, (1993). Grazing Impact Of Zooplankton Bullletin Japan Society. Vol. 8(1). 17-25.
Garno, Y. S. (1993). Pengaruh grazing zooplankton terhadap struktur komunitas fitoplankton. Lokakarya Tekn. Konservasi Fauna. Dir. TPLH-BPPT., 159-174.
Garno, Y.S. (1998). "Peran Plankton Net pada pemisahan dan strukturisasi komunitas Fitoplankton". Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan Kawasan Akuakultur Secara Terpadu. DPTLH- BPPT, Jakarta,. 374- 392.
Garno Y.S. (1999), Studi Evaluasi Penggunaan Plankton-Net Pada Sampling Fitoplankton Dalam Analisis Status Lingkungan Ekosistem Perairan JSTI-BPPT. 1(5), 146-155.
Garno Y.S. (2000). Aplikasi Metode Pengendapan pada Analisis Fitoplankton dan Tingkat Kesuburan Waduk Saguling. J.Tekling 1 (2), 126-134.
Garno,Y.S (2000) : Penerapan Metode pengendapan pada Penentuan Kelimpahan Fitoplankton Perairan Pesisir dan Laut. JSTI-BPPT. 4(5), 53-60.
Garno Y.S., (2000). Kelayakan Penggunaan Metode Pengendapan Pada Penentuan Kelimpahan Fitoplankton Diberbagai Jenis Perairan. Prosiding Semiloka Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau Dan Waduk Fakultas Perikanan UNPAD Bandung.
Garno,Y.S, (2002). Beban Pencemaran Limbah Perikanan dan Eutrofikasi di Waduk Das Citarum. J.Tekling 3(2) 112-120.
Garno Y.S. (2018) Dilema Penentuan Status Kualitas Air Dengan Fitoplankton. Prosiding Seminar Teknologi Lingkungan.
Garno, Y.,S, Nugroho R & Hanif.M. 2020 Kualitas Air Danau Toba.di wilyah Kabupaten Toba Samosir dan kelayakan Peruntukannya J.Tekling 21 (1), 118-124.
Garno Y.S. (2020). Status Kualitas Air Pesisir Bukit Ameh di Kawasan Ekonomi Khusus Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan. J.Tekling. 21(2), 190-197.
Ginting, E.M, (2002). Pengaruh Aktivitas Manusia terhadap Kualitas Air di Perairan Parapat D. Toba. Thesis. 116 Halaman.
Ginting, O., (2011). Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat Dan Fosfat) Dan Klorofil-a Di Perairan Danau Toba. Program Pascasarjana Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan. Thesis: 121 Halaman.
Goldman, C.R & A.J. Horne, (1983): "Limnology". International Student Edition. McGraw-Hill, Inc. Tokyo. pp: 464.
Harianja, D.,. Damanik M. R. S, Restu. (2018). Kajian Tingkat Pencemaran Air Di Kawasan Perairan Danau Toba. Jurnal Geografi Vol 10 No.2 (176-183).
Haro D.D, 2013 Dampak Kegiatan Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA), Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Skripsi. 95 halaman.
Hendersen B. & H.R. Markland (1987): Decaying Lakes-The Origins and Control of Cultural Eutrofication. John & Willey Sons Ltd. New York Chichester, Brisbane, Toronto, Singapura.
Hutchnson, G. E. (1944). Limnological studies in Connecticut. 7. A critical examination of supposed relationship between phytoplankton periodicity and chemical changes in lake waters. Ecology, 25: 3-25.
Lukman & Ridwansyah., (2010): “Kajian Kondisi Morfometri dan Beberapa Parameter Stratifikasi Perairan Danau Toba”. Limnotek (17 (2):158 - 170.
Margalef, R. (1958): Temporal succession and spatial heterogeneity in phytoplankton, p. 323- 349. In A. A. Buzzati-Traverso (ed.), Perspectives in Marine Biology. Univ. California Press.
Mizuno T. (1979). Illustrations of the Freshwater Plankton of Japan. Osaka (JP): Hoikusha Publishing Co Ltd.
Praseno D.P & Adnan Q. (1996). Phytoplankton Community and Abundance In Some Estuaries of The Northern Coast of Java. Dir.TPLH-BPPT, Jakarta, 17-24.
Rahman, A.; Pratiwi N.T.M,,. &; Hariyadi S., (2016). Struktur Komunitas Fito-plankton di Danau Toba Sumatra Utara. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 21(2): 120-127.
Rankuti, S. (2018). Penentuan Kualitas Air Di Perairan Tongging Kecamatan Merek Kab. Karo Sumut, Usu, Skripsi 67 Halaman
Reynolds, C. S. (1989): Physical determinants ofphytoplankton succession, p. 9-51. In U.Sommer. (Ed.), Plankton Ecology. Springer Verlag. Provasol.
Rismawati, (2010). Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Thesis, 105 halaman.
PRAYOGO, R. (2021) Keterkaitan Faktor Fisika Kimia Perairan dengan Fitoplankton Sebagai Bioindikator pada Kedalaman Berbeda Di Danau Toba Desa Silalahi, Dairi, Sumatera Utara. Skripsi, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 99 halaman.
Sembiring, A. (2018). Hubungan Kelimpahan Fitoplankton dan Faktor Fisika kimia Perairan D. Toba Desa Tiragas Kec. Pardamea Kab Simalungun. USU Skripsi 68 Halaman.
Septiana (2015). Keanekaragaman Fitolankton Di Perairan Danau Toba Desa Silalahi Kabupaten Dairi.Skripsi: 50 HalamaN
Siagian, M.T., (2013). Model Pengelolaan Keramba Jaring Apung (KJA) Masyarakat Berkelanjutan. Di Danau Toba. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Desertasi: 163 halaman.
Sidabutar, T. (1996). Kondisi Plankton dan Hidrologi di Perairan Seram Barat danSekitarnya pada Musim Timur, SeminarMaritim Selonesia. BPP Teknologi Wanhankamnas, Makkasar, 283-297.
Sinurat, (2009). Studi Tentang nilai Produktivitas Primer di Pangururan Toba. Departemen Biologi, Universitas Sumatera Utara. Skripsi 58 Halaman.
Sulastri, Henny H, & Nomosatryo, S. (2019) Keanekaragaman fitoplankton dan status trofik Perairan Danau Maninjau di Sumatera Barat, Indonesia. Pros Sem Nas Masy Biodiv Ind. 5(2): 242-250.
Sulawesty, F., Yustiawati & Aisyah, S. (2020). Komunitas Fitoplankton di Daerah Litoral Danau Maninjau dan Sungai Ranggeh, Kabupaten Agam; Kaitannya dengan Kandungan Nutrien di Perairan OLDI. 5(1): 47-59.
Tampubolon Y.C, (2020). .Analisis Kualitas Air Dan Tingkat Pencemaran Di Danau Toba Ds Sipinggan Kab Samosir, USU, Skripsi 76 halaman.
Tobing, S.L. (2014). Analisis Kualitas Air Akibat Keramba Jaring Apung Di Danau Toba Dusun Sualan Desa Sibaganding Kabupaten Simalungun Sumatera. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Skripsi: 65 Halaman.
Yaswar, (2008). Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Air di Parapat Danau Toba. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Thesis - 84 Hall.